PERANCANGAN SISTEM PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perkembangan internet dalam beberapa tahun terakhir ini memungkinkan dunia pendidikan saat ini untuk memanfaatkan teknologi internet dalam proses pembelajaran, diperlukan peningkatan kualitas dan kuantitas dari sarana dan prasarana serta pengajar, tetapi peningkatan jumlah sarana dan pengajar tidak sebanding dengan pertumbuhan jumlah pelajar sehingga waktu dan tenaga yang dialokasikan oleh pengajar kepada pelajarnya semakin terbatas Interaksi dapat berlangsung dengan memanfaatkan fasilitas yang ada di internet, tetapi sistem dan pembelajaran yang digunakan umumnya masih mengacu pada sistem pembelajaran dengan model pembelajaran yang berpusat pada pengajar/guru (teacher centered learning) yang lebih bersifat searah seperti pada sistem pembelajaran tatap muka dikelas, sehingga siswa kurang dipacu untuk lebih aktif menggali materi pelajaran yang ada, selain itu di SMK saat ini, model pembelajaran yang digunakan oleh para guru umumnya masih banyak menggunakan model pembelajaran kompetisi dan individual untuk memacu para siswanya dalam proses pembelajaran sehingga para siswa akan saling bersaing dan saling mengalahkan teman. Disatu sisi ini hal ini sangat posistif sehingga siswa terpacu menjadi yang terbaik, namun sisi negatifnya adalah siswa tidak mempunyai social skill dan kurang dapat menghargai perbedaan antar siswa serta toleransi, sementara siswa SMK yang setelah lulus dipersiapkan untuk memasuki dunia kerja, dimana dalam dunia kerja tidak hanya dituntut kemampuan “hard skill” saja tetapi perlu juga “soft skill” seperti kemampuan bekerjasama dalam tim dan berkomunikasi. Sehingga perlu kiranya dirancang sistem pembelajaran berbasis web yang memasukan unsur-unsur model cooperative learning .
Bersdasarkan uraian diatas penulis mengangkat judul “Perancangan Sistem Pembelajaran Berbasis Web
”.
Rumusan Masalah Bagaimana proses pengembangan informatika dalam menggunakan tegnonologi berbasis web dan pembelajaran meggunakan Learning Cooperatif?
Tujuan Peneltian Adapun tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui perkembangan informatika dengan metode learning cooperative .
Pengembangan ilmu menuju proses pembelajaran e-learning.
Hipotesis Dalam penelitian ini akan akan dilakukan Learning cooperative berupa Jigsaw.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pengertian e-learning.
Banyak pakar yang menguraikan definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Definisi yang sering digunakan banyak pihak adalah sebagai berikut.
a. E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain .
b. E-learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone.
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-learning.
Keuntungan menggunakan e-learning diantaranya :
Menghemat waktu proses belajar mengajar,
Mengurangi biaya perjalanan,
Menghemat biaya pendidikan secara keseluruhan (infrastruktur, peralatan, buku),
Menjangkau wilayah geografis yang lebih luas,
Manfaat Internet sebagai Media Pendidikan.
Teknologi internet hadir sebagai media yang multifungsi. Komunikasi melalui internet dapat dilakukan secara interpersonal (misalnya e-mail dan chatting) atau secara masal, yang dikenal one to many communication (misalnya mailing list). Internet juga mampu hadir secara real time audio visual seperti pada metoda konvensional dengan adanya aplikasi teleconference. Berdasarkan hal tersebut, maka internet sebagai media pendidikan mampu menghadapkan karakteristik yang khas, yaitu
sebagai media interpersonal dan massa,
bersifat interaktif,
memungkinkan komunikasi secara sinkron maupun asinkron.
Karakteristik ini memungkinkan pelajar melakukan komunikasi dengan sumber ilmu secara lebih luas bila dibandingkan dengan hanya menggunakan media konvensional. Teknologi internet menunjang pelajar yang mengalami keterbatasan ruang dan waktu untuk tetap dapat menikmati pendidikan. Metoda talk dan chalk, ”nyantri”, ”usrah” dapat dimodifikasi dalam bentuk komunikasi melalui e-mail, mailing list, dan chatting. Mailing list dapat dianalogikan dengan ”usrah”, dimana pakar akan berdiskusi bersama anggota mailing list . Metoda ini mampu menghilangkan jarak antara pakar dengan pelajar. Suasana yang hangat dan non formal pada mailing list ternyata menjadi cara pembelajaran yang efektif seperti pada metoda ”usrah”. Berikut adalah beberapa manfaat penggunaan teknologi informasi :
Arus informasi tetap mengalir setiap waktu tanpa ada batasan waktu dan tempat;
Kemudahan mendapatkan resource yang lengkap,
Aktifitas pembelajaran pelajar meningkat,
Daya tampung meningkat,
Adanya standardisasi pembelajaran,
Meningkatkan learning outcomes baik kuantitas/kualitas.
Berdasarkan uraian di atas, dapat dikatakan bahwa internet bukanlah pengganti sistem pendidikan. Kehadiran internet lebih bersifat sebagai pelengkap. Metoda konvensional tetap diperlukan, hanya saja dapat dimodifikasi ke bentuk lain. Metoda talk dan chalk dimodifikasi menjadi online conference. Metoda ”nyantri” dan ”usrah” mengalami modifikasi menjadi diskusi melalui mailing list .
BAB III
GAMBARAN UMUM
Konsep Cooperative Learning.
Cooperative learning (CL) merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran.
Dalam CL, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran. Unsur-unsur dasar dalam CL adalah sebagai berikut:
Para siswa harus memiliki tanggungjawab terhadap siswa atau peserta didik lain dalam kelompoknya, selain tanggungjawab terhadap diri sendiri dalam mempelajari materi yang dihadapi.
Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang sama.
Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggungjawab di antara para anggota kelompok.
Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
Para siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh keterampilan bekerja sama selama belajar.
Setiap siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Tujuan cooperative learning Model CL dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting sebagai berikut.
Prestasi akademik.
Penerimaan terhadap perbedaan individu.
Pengembangan keterampilan sosial.
Prinsip-Prinsip Cooperative Learning
Prinsip ketergantungan positif (positive interdependence).
Tanggung jawab perseorangan (individual accountability).
Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction).
Partisipasi dan komunikasi (participation communication).
Pendekatan dalam Cooperative Learning Walaupun prinsip dasar CL tidak berubah, terdapat beberapa variasi dari model tersebut.
Ada empat pendekatan CL. Di sini akan diuraikan secara ringkas masing-masing pendekatan tersebut.
Student Teams Achievement Division (STAD).
Investigasi kelompok.
Pendekatan struktural.
Jigsaw.
Cooperative Learning Tipe Jigsaw.
CL tipe jigsaw adalah suatu tipe CL yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya[2]. Pada model CL tipe jigsaw, terdapat home group dan focus group.
Home group, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang yang beragam. Focus group, yaitu kelompok siswa dari anggota home group berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota home groupnya.
Peran Siswa dalam Cooperative Learning Dalam CL siswa mempunyai berperan dalam proses pembelajaran sebagai berikut.
Merencanakan.
Menerangkan.
Bertanya.
Mengkritik.
Merangkum..
Mencatat.
Peran Pengajar dalam Cooperative Learning.
Pengajar dalam metoda pembelajaran kooperatif tidak lagi memberikan ceramah didepan kelas, tapi dapat memiliki berbagai peran sebagai berikut.
Fasilitator.
Model.
Pelatih (coach).
Keunggulan Cooperative Learning.
Keunggulan CL sebagai suatu strategi pembelajaran di antaranya:
Melalui CL siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa yang lain,
Dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membanding-kannya dengan ide-ide orang lain,
Dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan,
Dapat membantu memberdayakan seriap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar, e. CL merupakan suatu strategi yang cukup ampuh untuk meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial, termasuk mengembangkan rasa harga diri, hubungan interper¬sonal yang positif dengan yang lain, mengembangkan keterampilan mengatur waktu, dan sikap positif terhadap sekolah,
Dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri, menerima umpan balik.
Siswa dapat berpraktik memecahkan masalah tanpa takut membuat kesalahan, karena keputusan yang dibuat adalah tang-gung jawab kelompoknya,
BAB IV
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM
Deskripsi Desain Pembelajaran berbasis Web Model CL.
Berdasarkan kegiatan pengajar dan pelajar dalam pendekatan CL, maka CL yang akan dibuat di dalam lingkungan web terbagi dalam enam fase tahapan yakni :
Menyampaikan tujuan,
Menyajikan informasi,
Mengorganisasikan siswa dalam kelompok-kelompok,
Pelaksanaan pembelajaran,
Presentasi, refleksi dan publikasi,
Penilaian dan evaluasi.
Desain Perangkat CL.
Untuk mengimplementasikan CL di dalam lingkungan web dibutuhkan pembangunan dan pengembangan beberapa perangkat yang mendukung. Berikut gambaran umum dari kriteria perangkat yang dibutuhkan.
Dapat mendukung aktifitas semua aktor yang berhubungan dengan pembelajaran model CL (pengajar, pelajar, teman, admin).
Dapat digunakan untuk semua metoda pembelajaran model CL.
Dapat menggunakan jaringan intranet maupun internet.
Dapat digunakan untuk pembelajaran lokal maupun jarak jauh.
Dapat digunakan untuk berbagai mata pelajaran.
Analisis Kebutuhan.
Berikut deskripsi dan analisis dari desain sistem pembelajaran berbasis web untuk mendukung proses pembelajaran dengan pendekatan CL.
Peran SDM.
Orang yang terkait dengan pembelajaran dan perannya dalam kegiatan pembelajaran ini ditunjukkan pada Tabel
PELAJAR
(Mengikuti pembelajaran model CL ) PENGAJAR
(Merencanakan pembelajaran )
Mencari/ /materi belajar yg sesuai .
Aktif dalam diskusi
Berkolaborasi di dalam kelompok
Saling berhubungan dengan pelajar lain baik face-to-face maupun melalui E-mail.
Berkomunikasi dengan pengajar atau praktisi berpengalaman
Merencanakan pembelajaran yang sesuai
mengatur sumber belajar dan situs yang terkait
menampilkan dan memperbaharui informasi pembelajaran.
memmunculkan topic diskusi
Melayani koreksi (baik face-to-face atau melalui e-mail )
Memberikan saran kepada pelajar
Menilai pelajar.
memantau kemajuan belajar.
Membuat dan mengatur kelompok Admin
Melayani bantuan teknis
Desain ini memperkaya cara mengajar dimana pelajar sebagai pusat (student centered learning), peran di atas didasarkan pada teori kognitif yang menekankan aktifitas eksplorasi secara aktif, konstruktif dalam pemecahan masalah. Pelajar diharapkan mencari dan memilih informasi yang tersedia sesuai dengan langkahnya sendiri, menurut kebutuhan dan pilihannya sendiri. Pengajar hanya sebagai fasilitator dan pemandu dalam proses belajar.
Pemodelan Sistem
Use case dan Diagram Use case a. Use case.
Aktor Untuk menjelaskan use case dan aktor yang terkait dengan sistem ini, dipertimbangkan peran dan fungsi yang telah diuraikan di atas. Berikut skenario dari proses pembelajaran berbasis web ini.
1. Pelajar harus mendaftarkan informasi lengkap ke dalam sistem, dan profil belajarnya untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Juga harus mengikuti petunjuk dan prosedur kegiatan pembelajaran, membuat jadwal dan mengerjakan tugas, menjawab pertanyaan, membuat laporan atau presentasi, dan mengerjakan aktifitas lain yang mendukung proses pembelajaran sesuai acuan pengajar.
2. Pengajar bertanggungjawab dalam membuat kerangka pembelajaran dari mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya , resource terkait, catatan penting, dan format evaluasi, membuat jawaban yang diminta oleh pelajar, menampilkan hasilnya dan menilai tugas dan laporan pelajar. Memeriksa kesesuaian antara pengerjaan tugas dengan jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. 3. Admin diberikan wewenang yang tinggi dalam membuat kelas, menambahkan pengajar dan pelajar baru ke database, mendaftarkan mata pelajaran tertentu, mengatur daftar pelajar untuk mata pelajaran tertentu dan daftar mata pelajaran yang ditangani pengajar tertentu.
b. Diagram Use case Gambar 4.1. Diagram use case sistem. 4.4.2. Diagram Aktifitas Diagram aktifitas menggambarkan berbagai alir aktifitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana berakhir. Suatu aktifitas dapat direalisasikan oleh satu use case atau lebih, aktifitas menggambarkan proses yang sedang berjalan, sedangkan use case menggambarkan bagaimana aktor menggunakan sistem untuk melakukan aktifitas.
BAB V PENUTUP
Kesimpulan Berdasarkan pada masalah yang timbul, hasil analisis dan perancangan serta pengujian sistem pembelajaran berbasis web model CL, maka jika prototipe sistem pembelajaran berbasis CL model CL diimplementasikan, kesimpulan yang dapat diambil sebagai berikut.
Aplikasi pembelajaran berbasis web dengan model CL ini akan melengkapi dan memperkaya metoda dan model pembelajaran yang telah ada.
Aplikasi pembelajaran berbasis web dengan model CL ini akan memacu siswa untuk berperan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga sejalan dengan paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered learning).
Aplikasi pembelajaran berbasis web dengan model CL selain meningkatkan pestasi akademik juga akan mengembangkan dan melatih pelajar dalam keterampilan sosial seperti bekerjasama dalam kelompok dan berkomunikasi.
Sebagai solusi alternatif dari kurangnya interaksi pelajar dengan pengajar akibat keterbatasan sarana dan prasana serta tenaga pengajar untuk mendukung proses pembelajaran.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis web dapat diterapkan dalam proses belajar mengajar dengan beberapa metode pembelajaran (diskusi, inkuiri, deskoveri, dan problem solving) serta menggunakan model pembelajaran yang dikemas sederhana, menarik, dan menyenangkan siswa, sehingga pembelajarannya lebih bermakna.
Dengan pembelajaran berbasis web mendidik siswa untuk berpikir kritis, menambah wawasan dan pengetahuan siswa, mendidik siswa untuk belajar otodidak, dan meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mampu meningkatkan mutu pendidikan.
Kedudukan computer / internet sangat penting dalam pembelajaran berbasis web , karena dapat memudahkan pendidik dan siswa dalam proses pembelajaran. Dengan segala fasilitas yang ada dalam internet dapat dimanfaatkan untuk mencari bahan dan media untuk media pembelajaran yang akan dilaksanakan pendidik dan siswa. Sehingga pembelajaran berbasis web akan mempercepat terwujudnya masyarakat yang sadar teknologi, khususnya dosen sebagai bagian dari institusi pendidikan.
Saran
Para pendidik dan pihak-pihak yang terkait hendaknya mulai menyiapkan dan memperkenalkan pembelajaran berbasis web sejak Sekolah Dasar agar para siswa siap menghadapi tantangan zaman dan dapat menerima perkembangan teknologi informasi dengan cepat,untuk itu diharapkan para pendidik selalu menambah ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pembelajaran dengan melakukan renovasi dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hartley Darin E. (2001), Selling e-Learning, American Society for Training and Development, New York.hal .26
______________ (2001), Kerangka Teknologi Informasi Nasional : TI untuk Pendidikan, Tim Koordinasi Telematika Indonesia
Slavin, Robert (1995), Cooperative Learning Theory, Allyn and Bacon Publisher, Massachusetts.
Lie, Anita (2005), Cooperative Learning: mempraktekkan cooperative learning di ruang-ruang kelas, Penerbit grasindo, Jakarta Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ Copy and WIN : http://ow.ly/KNICZ